Penulis : admin

BANYUWANGI, Terbitan.com – Pesanan Pemkab Banyuwangi peralatan medis untuk penanganan Covid-19 terus didatangkan. Untuk kepentingan itu, inspektorat Banyuwangi sebagai pengawasan internal langsung melakukan croscek peralatan tersebut.

Dalam keterangan persnya, Sabtu (2/5/20), Sekda Banyuwangi H. Mujiono menjelaskan, untuk penanganan sektor kesehatan, Pemkab menganggarkan sekitar Rp 50,6 miliar. Anggaran yang masuk Belanja Tidak Terduga (BTT) tersebut tersebar di Dinas Kesehatan, RSUD Blambangan, dan RSUD Genteng untuk penanganan kuratif dan preventif Covid-19.

”Sektor kesehatan mendapat porsi realokasi terbesar, karena memang sangat penting untuk menjaga keselamatan masyarakat,” ujarnya.

Dibeberkan Mujiono, belanja di sektor kesehatan digunakan antara lain untuk pengadaan 2.800 alat pelindung diri untuk tenaga medis, 5.000 rapid test kit, ventilator, tabung oksigen, penambahan ruang isolasi, hingga satu juta masker untuk warga. Ada pula thermo gun, tabung oksigen, disinfektan, hingga obat medis lainnya.

“Sejumlah pesanan peralatan medis sudah tiba di Banyuwangi dari BTT untuk penanganan covid-19. Memang belum semua, sebagian sudah dipesan namun belum datang. Kami terus maksimalkan prosesnya agar cepat datang,” jlentrehnya.

Untuk menjaga akuntabilitas publik, Pemkab Banyuwangi melibatkan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yaitu Inspektorat untuk melakukan pendampingan

“Inspektorat melakukan pendampingan sejak awal. Mulai dari proses perencanaan, penganggaran, hingga proses pembelanjaan. Bahkan, kemarin sejumlah barang peralatan medis datang, tim APIP langsung ikut juga melakukan pengecekan barang untuk memastikan ketepatannya,” papar dia.

Di sisi lain, Pemkab Banyuwangi juga sedang menyusun kerja sama dengan aparat penegak hukum dari Kejaksaan dan kepolisian sebagai upaya pendampingan proses pembelanjaan anggaran penanganan covid-19. ”Pendampingan ini penting agar tidak menyalahi aturan keuangan negara, namun tetap optimal kecepatannya mengingat kita juga berkejaran dengan waktu,” tegasnya.

“Ini upaya kami sebagai bentuk pertanggungjawaban publik. Bahkan, setiap tanggal 5, inspektorat melakukan laporan ke Kemendagri terkait progress penganggaran covid-19 setiap daerah. Kami terus hati-hati, agar semua anggaran ini bisa tepat sasaran,” imbuhnya.

Selain itu, tambah Mujiono, alokasi anggaran masih bersifat dinamis. ”Jika nanti tren penyebaran covid-19 mulai menurun, anggarannya bisa kita realokasi untuk menambah jaring pengaman sosial bagi warga. Jadi masih memungkinkan semua,” tandasnya.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr Widji Lestariono menjelaskan, sejumlah alat yang yang telah datang seperti rapid test, APD, tabung oksigen, dan sebagainya.

“Kami masih menunggu pesanan lainnya. Termasuk rapid test, sebagian sudah datang, sebagian dalam proses,” pungkasnya. (HS)